Page Title

Artikel Dhamma

Artikel Dhamma

Chanting Vesakha Puja 2565/2021


Artikel Dhamma



foto-article-Chanting Vesakha Puja 2565/2021


CHANTING VESAKHA PUJA 2565/2021


Namo tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa. (3x)

Hormat kepada Beliau, Sang Bhagavā, Sang Arahanta, Buddha yang Tercerahkan Sempurna.


Pengambilan 5 Sila

Umat : 

Ahaṁ bhante, tisaraṇena saha pañcasīlaṁ dhammaṁ yācāmi, anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha, me bhante.

Bhante! Saya meminta tiga perlindungan bersama dhamma lima sila. Bhante! Setelah berbelas kasihan pada saya, berikanlah sila.

Dutiyampi ahaṁ bhante, tisaraṇena saha pañcasīlaṁ dhammaṁ yācāmi, anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.

Untuk kedua kalinya, Bhante! Saya meminta tiga perlindungan bersama dhamma lima sila. Bhante! Setelah berbelas kasihan pada saya, berikanlah sila.

Tatiyampi ahaṁ bhante, tisaraṇena saha pañcasīlaṁ dhammaṁ yācāmi, anuggahaṁ katvā sīlaṁ detha me bhante.

Untuk ketiga kalinya, Bhante! Saya meminta tiga perlindungan bersama dhamma lima sila. Bhante! Setelah berbelas kasihan pada saya, berikanlah sila.


Bhante : 

Yamahaṁ vadāmi taṁ vadetha (vadehi).

Apa yang saya ucapkan kalian (anda) ikuti.


Umat :

Āma, bhante.

Baik, Bhante.


Bhante membimbing kalimat pāḷi yang diikuti oleh umat :

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa.

Hormat kepada Beliau, Sang Bhagavā, Sang Arahanta, Buddha yang Tercerahkan Sempurna.

Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Saya pergi berlindung kepada Buddha.

Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Saya pergi berlindung kepada Dhamma.

Saṁghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Saya pergi berlindung kepada Saṁgha.

Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Untuk kedua kalinya, saya pergi berlindung kepada Buddha.

Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Untuk kedua kalinya, saya pergi berlindung kepada Dhamma.

Dutiyampi Saṁghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Untuk kedua kalinya, saya pergi berlindung kepada Saṁgha.

Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Untuk ketiga kalinya, saya pergi berlindung kepada Buddha.

Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Untuk ketiga kalinya, saya pergi berlindung kepada Dhamma.

Tatiyampi Saṁghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Untuk ketiga kalinya, saya pergi berlindung kepada Saṁgha.


Bhante:

Tisaraṇagamanaṁ paripuṇṇaṁ.

Pengambilan tiga perlindungan sudah sempurna.


Umat:

Āma, bhante.

Baik, bhante.


Bhante membimbing kalimat pāḷi yang diikuti oleh umat:

Pānāṭipātā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.

Saya mengambil latihan menghindari pembunuhan makhluk hidup.

Adinnadānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.

Saya mengambil latihan menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.

Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.

Saya mengambil latihan menghindari perbuatan seksual yang salah.

Musāvādā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.

Saya mengambil latihan menghindari ucapan tidak benar.

Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhāna veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.

Saya mengambil latihan menghindari minum-minuman bir, anggur, alkohol yang menyebabkan lemahnya kesadaran.

Idaṁ me puññaṁ āsavakkhayā’vahaṁ hotu.

Semoga dengan kebajikan saya ini menuju penghancuran pengotor batin.

Idaṁ me sīlaṁ nibbānassa paccayo hotu.

Semoga dengan sila saya ini menjadi sebab tercapainya Nibbāna.


Bhante:

Tisaraṇena saha pañcasīlaṁ dhammaṁ sādhukaṁ katvā appamādena sampādetha.

Setelah sempurna dalam tiga perlindungan bersama dhamma lima sila, selesaikan [semua tugas] dengan kewaspadaan.


Umat:

Āma, bhante. Sādhu! Sādhu! Sādhu!

Baik, bhante.


Padipa Pūjā

Memuja dengan lilin/pelita

Ghana sārappa dittena, dīpena tama dhaṁsinā;

Dengan terangnya cahaya lilin/pelita, yang melenyapkan kegelapan;

Tiloka-dīpaṁ Sambuddhaṁ, pūjayami tamonudaṁ.

Buddha guru dari tiga dunia, saya menghormatNya penghalau kegelapan (dari ketidaktahuan)


Pānīya Pūjā

Memuja dengan Air

Adhivāsetu no bhante, pānīyaṁ parikappitaṁ

Dengan memegang ini Yang Mulia, kami mempersembahkan air

Anukampaṁ upādāya, patigaṇhātu muttamaṁ

Demi belas kasih-Mu, terimalah persembahan kami


Sugandha Pūjā

 Memuja dengan Dupa

Ghandha-sambhāra-yuttena

Dengan dupa yang harum

Dhūpenāhaṃ sugandhinā

Dan asapnya yang semerbak

Pūjaye pūjaneyyaṃ taṃ

Aku bersujud kepada Sang Bhagava

Pūjā bhājana muttamaṃ

Yang mulia dan patut dihormati


Puppha Pūjā

Memuja dengan Bunga

Vaṇṇa-gandha-guṇopetaṁ, etaṃ kusuma santatiṁ;

Kumpulan bunga ini, berwarna, harum dan pilihan;

Pūjayāmi munindassa, siripāda saroruhe.

Saya menghormat sang Bijaksana, pada telapak kaki mulia lotus-Nya

Pūjemi Buddhaṁ kusumena nena, puññena metena ca hotu mokkhaṁ;

Saya menghormat Buddha dengan bunga-bunga ini, semoga kebajikan ini mendukung pembebasanku;

Pupphaṁ milāyāti yathā idaṁ me, kayo tathā yāti vināsa bhavaṁ.

layaknya bunga ini akan layu, tubuhku juga akan mengalami kelapukan


Anekajāti Pāḷi

Teks Melalui Kelahiran yang Tak Terhitung

Anekajāti-saṁsāraṁ sandhā-vissaṁ anibbisaṁ

Melalui kelahiran yang tak terhitung dalam lingkaran kelahiran dan kematian (saṁsāra) Aku telah mengembara (namun) tak menemukan.

gahakāraṁ gavesanto: dukkhā jāti punappunaṁ.

Sementara mencari pembuat rumah, (Aku telah mengalami) penderitaan dari kelahiran lagi dan lagi.

Gahakāraka diṭṭhosi! Puna gehaṁ na kāhasi:

O pembuat rumah, sekarang kau telah terlihat! Kau tidak akan (dapat) membangun rumah lagi:

sabbā te phāsukā bhaggā, gahakūṭaṁ visaṅkhataṁ,

semua kasaumu telah hancur, dan penyanggamu telah dihancurkan,

visaṅkhāra-gataṁ cittaṁ, taṇhānaṁ khaya-majjhagā.

Pikiran-Ku telah mencapai (keadaan) Tak Berkondisi, dan akhir dari ketagihan telah dicapai.

( Di lafalkan sebanyak 3 Kali )

Iti imasmiṁ sati idaṁ hoti; imassuppādā idaṁ uppajjati,

Karena ada ini, maka ini ada; dari munculnya ini, maka muncul ini,

yadidaṁ: avijjā-paccayā saṅkhārā,

yaitu: dengan ketidaktahuan sebagai kondisi maka ada bentukan-bentukan (berkehendak),

saṅkhāra-paccayā viññāṇaṁ,

dengan bentukan-bentukan (berkehendak) sebagai kondisi: maka ada kesadaran,

viññāṇa-paccayā nāma-rūpaṁ,

dengan kesadaran sebagai kondisi: maka ada batin dan jasmani,

nāma-rūpa-paccayā saḷāyatanaṁ,

dengan batin dan jasmani sebagai kondisi: maka ada enam landasan indra,

saḷāyatana-paccayā phasso,

dengan enam landasan indra sebagai kondisi: maka ada kontak,

phassa-paccayā vedanā,

dengan kontak sebagai kondisi: maka ada perasaan,

vedanā-paccayā taṇhā,

dengan perasaan sebagai kondisi: maka ada ketagihan,

taṇhā-paccayā upādānaṁ,

dengan ketagihan sebagai kondisi: maka ada kemelekatan,

upādāna-paccayā bhavo,

dengan kemelekatan sebagai kondisi: maka ada keberadaan,

bhava-paccayā jāti,

dengan keberadaan sebagai kondisi: maka ada kelahiran,

jāti-paccayā jarā-maraṇaṁ,

dengan kelahiran sebagai kondisi: usia tua, kematian,

soka-parideva-dukkha-domanassupāyāsā sambhavanti,

kesedihan, ratapan, rasa sakit, dukacita, dan putus asa (semua) muncul,

evametassa kevalassa dukkhak-khandhassa samudayo hoti.

dan demikianlah asal mula seluruh kumpulan penderitaan ini.

Yadā have pātubhavanti dhammā

Ketika (sifat dari) dhamma-dhamma terwujud

ātāpino jhāyato brāhmaṇassa,

pada seorang brahmana yang tekun bermeditasi,

athassa kaṅkhā vapayanti sabbā,

maka segala keraguannya lenyap,

yato pajānāti sahetu-dhammaṁ.

karena ia memahami (sifat dari) segala dhamma dan penyebabnya.

Iti imasmiṁ asati idaṁ na hoti; imassa nirodhā idaṁ nirujjhati,

Karena tidak ada ini, maka ini juga tidak ada; dengan terhentinya ini, maka ini juga berhenti,

yadidaṁ: avijjā-nirodhā saṅkhāra nirodho,

yaitu: dengan terhentinya ketidaktahuan, berhenti pula bentukan-bentukan (berkehendak),

saṅkhāra-nirodhā viññāṇa nirodho,

dengan terhentinya bentukan-bentukan (berkehendak): berhenti pula kesadaran,

viññāṇa-nirodhā nāma-rūpa nirodho,

dengan terhentinya kesadaran: berhenti pula batin dan jasmani,

nāma-rūpa-nirodhā saḷāyatana nirodho,

dengan terhentinya batin dan jasmani: berhenti pula enam landasan indra,

saḷāyatana-nirodhā phassa nirodho,

dengan terhentinya enam landasan indra: berhenti pula kontak,

phassa-nirodhā vedanā nirodho,

dengan terhentinya kontak: berhenti pula perasaan,

vedanā-nirodhā taṇhā nirodho,

dengan terhentinya perasaan: berhenti pula ketagihan,

taṇhā-nirodhā upādāna nirodho,

dengan terhentinya ketagihan: berhenti pula kemelekatan,

upādāna-nirodhā bhava nirodho,

dengan terhentinya kemelekatan: berhenti pula keberadaan,

bhava-nirodhā jāti nirodho,

dengan terhentinya keberadaan: berhenti pula kelahiran,

jāti-nirodhā jarā-maraṇaṁ,

dengan terhentinya kelahiran: usia tua, kematian,

soka-parideva-dukkha-domanassupāyāsā nirujjhanti,

kesedihan, ratapan, rasa sakit, dukacita, dan putus asa (semua) berhenti,

evametassa kevalassa dukkhak-khandhassa nirodho hoti.

dan demikianlah terhentinya seluruh kumpulan penderitaan ini.

Yadā have pātubhavanti dhammā

Ketika (sifat dari) dhamma-dhamma terwujud

ātāpino jhāyato brāhmaṇassa,

pada seorang brahmana yang tekun bermeditasi,

athassa kaṅkhā vapayanti sabbā,

maka segala keraguannya lenyap,

yato khayaṁ paccayānaṁ avedi.

karena hancurnya penyebab-penyebab telah dipahami.

Iti imasmiṁ sati idaṁ hoti, imassuppādā idaṁ uppajjati,

Karena ada ini, maka ini ada; dari munculnya ini, maka muncul ini,

imasmiṁ asati idaṁ na hoti, imassa nirodhā idaṁ nirujjhati,

Karena tidak ada ini, maka ini juga tidak ada; dengan terhentinya ini, maka ini juga berhenti,

yadidaṁ: avijjā-paccayā saṅkhārā,

yaitu: dengan ketidaktahuan sebagai kondisi maka ada bentukan-bentukan (berkehendak),

saṅkhāra-paccayā viññāṇaṁ,

dengan bentukan-bentukan (berkehendak) sebagai kondisi: maka ada kesadaran,

viññāṇa-paccayā nāma-rūpaṁ,

dengan kesadaran sebagai kondisi: maka ada batin dan jasmani,

nāma-rūpa-paccayā saḷāyatanaṁ,

dengan batin dan jasmani sebagai kondisi: maka ada enam landasan indra,

saḷāyatana-paccayā phasso,

dengan enam landasan indra sebagai kondisi: maka ada kontak,

phassa-paccayā vedanā,

dengan kontak sebagai kondisi: maka ada perasaan,

vedanā-paccayā taṇhā,

dengan perasaan sebagai kondisi: maka ada ketagihan,

taṇhā-paccayā upādānaṁ,

dengan ketagihan sebagai kondisi: maka ada kemelekatan,

upādāna-paccayā bhavo,

dengan kemelekatan sebagai kondisi: maka ada keberadaan,

bhava-paccayā jāti,

dengan keberadaan sebagai kondisi: maka ada kelahiran,

jāti-paccayā jarā-maraṇaṁ,

dengan kelahiran sebagai kondisi: usia tua, kematian,

soka-parideva-dukkha-domanassupāyāsā sambhavanti,

kesedihan, ratapan, rasa sakit, dukacita, dan putus asa (semua) muncul,

evametassa kevalassa dukkhak-khandhassa samudayo hoti.

dan demikianlah asal mula seluruh kumpulan penderitaan ini.

Avijjāya tveva asesavirāga-nirodhā saṅkhāra nirodho,

Tetapi dengan peluruhan sepenuhnya dan dengan terhentinya ketidaktahuan, berhenti pula bentukan-bentukan (berkehendak),

saṅkhāra-nirodhā viññāṇa nirodho,

dengan terhentinya bentukan-bentukan (berkehendak): berhenti pula kesadaran,

viññāṇa-nirodhā nāma-rūpa nirodho,

dengan terhentinya kesadaran: berhenti pula batin dan jasmani,

nāma-rūpa-nirodhā saḷāyatana nirodho,

dengan terhentinya batin dan jasmani: berhenti pula enam landasan indra,

saḷāyatana-nirodhā phassa nirodho,

dengan terhentinya enam landasan indra: berhenti pula kontak,

phassa-nirodhā vedanā nirodho,

dengan terhentinya kontak: berhenti pula perasaaan,

vedanā-nirodhā taṇhā nirodho,

dengan terhentinya perasaan: berhenti pula ketagihan,

taṇhā-nirodhā upādāna nirodho,

dengan terhentinya ketagihan: berhenti pula kemelekatan,

upādāna-nirodhā bhava nirodho,

dengan terhentinya kemelekatan: berhenti pula keberadaan,

bhava-nirodhā jāti nirodho,

dengan terhentinya keberadaan: berhenti pula kelahiran,

jāti-nirodhā jarā-maraṇaṁ,

dengan terhentinya kelahiran: usia tua, kematian,

soka-parideva-dukkha-domanassupāyāsā nirujjhanti,

kesedihan, ratapan, rasa sakit, dukacita, dan putus asa (semua) berhenti,

evametassa kevalassa dukkhak-khandhassa nirodho hoti.

dan demikianlah terhentinya seluruh kumpulan penderitaan ini.

Yadā have pātubhavanti dhammā

Ketika (sifat dari) dhamma-dhamma terwujud

ātāpino jhāyato brāhmaṇassa,

pada seorang brahmana yang tekun bermeditasi,

vidhūpayaṁ tiṭṭhati Mārasenaṁ,

ia berdiam dengan menghalau bala tentara Māra,

suriyova obhāsayam-antalikkhaṁ.

bagaikan matahari menerangi cakrawala.

Hetu-paccayo, ārammaṇa-paccayo,

Kondisi akar, kondisi objek,

adhipati-paccayo, anantara-paccayo,

kondisi dominansi, kondisi tanpa interval,

samanantara-paccayo, sahajāta-paccayo,

kondisi keberlanjutan, kondisi kemunculan bersama,

aññamañña-paccayo, nissaya-paccayo,

kondisi timbal-balik, kondisi ketergantungan,

upanissaya-paccayo, purejāta-paccayo,

kondisi ketergantungan kuat, kondisi kemunculan lebih dulu,

pacchājāta-paccayo, āsevana-paccayo,

kondisi kemunculan belakangan, kondisi pengulangan,

kamma-paccayo, vipāka-paccayo,

kondisi perbuatan, kondisi hasil,

āhāra-paccayo, indriya-paccayo,

kondisi nutrisi, kondisi kemampuan,

jhāna-paccayo, magga-paccayo,

kondisi jhāna, kondisi jalan,

sampayutta-paccayo, vippayutta-paccayo,

kondisi penggabungan, kondisi pemisahan,

atthi-paccayo, natthi-paccayo,

kondisi kehadiran, kondisi ketidakhadiran,

vigata-paccayo, avigata-paccayoti.

kondisi kelenyapan, kondisi ketidaklenyapan.


Buddhānussati

“Itipi so Bhagavā Arahaṁ Sammāsambuddho,

“Demikianlah Ia, Bhagavā, Arahanta, Buddha yang Tercerahkan Sempurna,

vijjācaraṇasampanno Sugato lokavidū,

yang memiliki pemahaman dan tingkah laku yang baik, yang Sempurna, Seorang yang mengetahui dunia-dunia,

anuttaro purisadammasārathi,

pembimbing yang tanpa banding bagi mereka yang butuh dijinakkan,

Satthā devamanussānaṁ Buddho Bhagavā”.

Guru para dewa dan manusia, Yang Sadar, Bhagavā.”


Dhammānussati

“Svākkhāto Bhagavatā Dhammo,

“Dhamma telah dinyatakan dengan baik oleh Bhagavā,

sandiṭṭhiko, akāliko, ehipassiko, opaneyyiko,

itu terlihat, tidak tunduk pada waktu, mengundang untuk datang dan melihat, memimpin ke depan,

paccattaṁ veditabbo viññūhī”.

dan dapat dipahami oleh bijaksanawan bagi diri mereka sendiri.”


Saṅghānussati

“Suppaṭipanno Bhagavato sāvakasaṅgho,

“Saṅgha para siswa Bhagavā baik dalam latihan mereka,

ujuppaṭipanno Bhagavato sāvakasaṅgho,

Saṅgha para siswa Bhagavā lurus dalam latihan mereka,

ñāyappaṭipanno Bhagavato sāvakasaṅgho,

Saṅgha para siswa Bhagavā sistematis dalam latihan mereka

sāmīcippaṭipanno Bhagavato sāvakasaṅgho,

Saṅgha para siswa Bhagavā benar dalam latihan mereka,

yadidaṁ cattāri purisayugāni aṭṭha purisapuggalā,

artinya, empat pasang individu ini, (terdiri dari) delapan individu,

esa Bhagavato sāvakasaṅgho,

ini adalah Saṅgha para siswa Bhagavā,

āhuneyyo, pāhuneyyo, dakkhiṇeyyo, añjalikaraṇīyo,

mereka pantas diberi persembahan, pelayanan, pemberian, dan penghormatan,

anuttaraṁ puññakkhettaṁ lokassā”ti.

mereka adalah ladang jasa kebajikan yang tiada banding bagi dunia.”

Evaṁ Buddhaṁ sarantānaṁ, Dhammaṁ Saṅghañca bhikkhavo,

Demikian bagi mereka yang ingat kepada Buddha, Dhamma, atau Saṅgha, para bhikkhu,

bhayaṁ vā chambhitattaṁ vā, lomahaṁso na hessati.

(tidak akan ada) rasa takut, rasa ngeri, bulu badan meremang.


Ratanasuttaṁ

Khotbah tentang Permata

Syair Pengantar

Paṇidhānato paṭṭhāya, Tathāgatassa dasa pāramiyo,

Dimulai dengan aspirasi (untuk menjadi Buddha, dan berpikir untuk) Mewujudkan sepuluh kesempurnaan-Nya,

dasa upapāramiyo, dasa paramattha-pāramiyoti - samatiṁsa pāramiyo,

sepuluh kesempurnaan kecil, sepuluh kesempurnaan besar; seluruhnya tiga puluh kesempurnaan,

pañca mahāpariccāge, lokatthacariyaṁ ñātatthacariyaṁ Buddhatthacariyanti

lima pengorbanan besar-Nya, hidup demi manfaat dunia, hidup demi manfaat kerabat-Nya, hidup demi manfaat (dengan menjadi) Buddha

tisso cariyāyo pacchimabhave gabbhavokkantiṁ,

tiga macam tingkah laku, turun ke dalam rahim untuk keberadaan terakhir-Nya,

jātiṃ abhinikkhamanaṁ padhānacariyaṁ Bodhipallaṅke

lahir untuk pelepasan agung, berperilaku penuh usaha, duduk bersila di pohon Bodhi

māravijayaṁ sabbaññutaññāṇappaṭivedhaṁ, Dhammacakkappavattanaṁ navalokuttaradhammeti,

memenangkan māra, menembus pengetahuan mahatahu, memutar roda Dhamma, dan sembilan dhamma adiduniawi,

sabbepi’me Buddhaguṇe āvajjetvā Vesāliyā tīsu pākārantaresu

dan setelah mempertimbangkan semua kualitas Buddha ini, (pergi mengelilingi) tiga dinding Vesāli,

tiyāmarattiṁ parittaṁ karonto, āyasmā Ānandat-thero viya

selama jaga malam ketiga, seperti yang mulia sesepuh Ānanda,

kāruñña-cittaṁ upaṭṭhapetvā:

setelah menetapkan belas kasih yang besar dalam pikirannya, membuat usaha perlindungan ini:

Koṭīsata-sahassesu cakkavāḷesu devatā

Para dewa dari seratus ribu juta alam semesta

Yassā’naṁ paṭiggaṇhanti yañca Vesāliyā pure

Menerima perintah (yang diberikan) di kota Vesāli,

rogāmanussa-dubbhikkha-sambhūtaṁ tividhaṁ bhayaṁ,

maka penyakit, makhluk bukan manusia, kelaparan, dan ketakutan berlipat tiga yang telah muncul,

khippa’mantaradhāpesi, parittaṁ taṁ bhaṇāma he.

dengan cepat menghilang. O para budiman, marilah melafalkan usaha perlindungan tersebut!

Usaha Perlindungan

01. Yānīdha bhūtāni samāgatāni, Bhummāni vā yāni va antalikkhe,

Makhluk apa pun yang datang bersama di sini, apakah dari bumi atau antariksa,

sabbeva bhūtā sumanā bhavantu, athopi sakkacca suṇantu bhāsitaṁ.

semoga pikiran semua makhluk berbahagia, dan semoga mereka mendengarkan dengan cermat apa yang telah dikatakan.

02. Tasmā hi bhūtā nisāmetha sabbe, mettaṁ karotha mānusiyā pajāya,

Oleh karenanya, semua makhluk, jadilah penuh perhatian, bersahabatlah kepada generasi manusia ini,

divā ca ratto ca haranti ye baliṁ, tasmā hi ne rakkhatha appamattā.

mereka yang membawa persembahan siang dan malam, oleh karena itu, kalian harus menjaga mereka dengan waspada.

03. Yaṁ kiñci vittaṁ idha vā huraṁ vā saggesu vā yaṁ ratanaṁ paṇītaṁ

Kekayaan apa pun di sini atau di tempat lainnya atau di surga, harta yang terbaik

na no samaṁ atthi Tathāgatena, idampi Buddhe ratanaṁ paṇītaṁ:

tidak sebanding dengan Yang Sadar, harta yang baik ini terdapat pada Buddha:

etena saccena suvatthi hotu!

dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

04. Khayaṁ virāgaṁ amataṁ paṇītaṁ, yadajjhagā Sakyamunī samāhito,

Akhir (idaman), tanpa nafsu, tanpa kematian, terunggul, terpusat pada pencapaian Sakya yang bijaksana,

na tena dhammena samatthi kiñci, idampi Dhamme ratanaṁ paṇītaṁ:

tidak ada apa pun yang sebanding dengan keadaan itu, harta yang baik ini terdapat pada Dhamma:

etena saccena suvatthi hotu!

dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

05. Yaṁ Buddhaseṭṭho parivaṇṇayī suciṁ, samādhi’mānantarikaññamāhu,

Itulah Buddha, yang Teragung, yang dipuji, pemusatan (pikiran) dikatakan (hasilnya) perlu dibuktikan,

Samādhinā tena samo na vijjati, idampi Dhamme ratanaṁ paṇītaṁ:

Tidak ditemukan pemusatan yang sebanding dengan itu, harta yang baik ini terdapat pada Dhamma:

etena saccena suvatthi hotu!

dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

06. Ye puggalā aṭṭha sataṁ pasatthā, cattāri etāni yugāni honti,

Delapan individu ini dipuji oleh budiman, mereka adalah empat pasang (individu),

te dakkhiṇeyyā Sugatassa sāvakā, etesu dinnāni mahapphalāni.

para siswa dari Sugata patut menerima pemberian, barang apa pun yang diberikan kepada mereka memiliki buah yang besar.

Idampi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Saṅgha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

07. Ye suppayuttā manasā daḷhena, nikkāmino Gotamasāsanamhi,

Mereka yang memiliki pikiran yang kokoh dan penuh pengabdian, tidak memiliki nafsu dalam ajaran Gotama,

te pattipattā amataṁ vigayha, laddhā mudhā nibbutiṁ bhuñjamānā.

mereka yang telah mencapai, dan memasuki tanpa kematian, menikmati pembebasan, memperoleh kemerdekaan.

Idampi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

harta yang baik ini terdapat pada Saṅgha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

08. Yathindakhīlo pathavissito siyā, catubbhi vātehi asampakampiyo,

Bagaikan tiang pengunci ditancap dengan cepat ke tanah tidak berguncang karena empat angin,

tathūpamaṁ sappurisaṁ vadāmi, yo ariyasaccāni avecca passati.

hal yang sama, Aku katakan, orang yang benar adalah, ia yang telah melihat empat kebenaran dengan sempurna.

Idampi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Saṅgha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

09. Ye ariyasaccāni vibhāvayanti, gambhīrapaññena sudesitāni,

Mereka yang dengan jelas membedakan empat kebenaran, yang telah dijabarkan dengan baik oleh Ia yang dengan kebijaksanaan terdalam,

kiñcāpi te honti bhusaṁ pamattā, na te bhavaṁ aṭṭhama’mādiyanti.

betapa pun besarnya mereka menjadi lalai, mereka tidak akan mengambil keberadaan yang kedelapan.

Idampi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Saṅgha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

10. Sahāvassa dassanasampadāya, tayassu dhammā jahitā bhavanti:

Dengan pencapaian (kebebasan) mereka, ada tiga hal yang telah mereka tinggalkan:

sakkāyadiṭṭhi vicikicchitañca, sīlabbataṁ vāpi yadatthi kiñci.

pandangan akan diri, keraguan, dan apa pun (yang dicengkram) dalam moralitas dan latihan.

Catūhapāyehi ca vippamutto, chaccābhiṭhānāni abhabba kātuṁ.

Ia bebas dari (kelahiran) di empat alam rendah, ia tidak akan mampu melakukan enam kejahatan besar.

Idampi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Saṅgha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

11. Kiñcāpi so kamma karoti pāpakaṁ, kāyena vācā uda cetasā vā,

Apa pun perbuatan buruk yang ia lakukan melalui tubuh, atau ucapan, atau pikiran,

abhabba so tassa paṭicchadāya, abhabbatā diṭṭhapadassa vuttā.

ia tidak mampu untuk menutupinya: ketidakmampuan ini dikatakan sebagai satu dari ia yang telah melihat keadaan (dari kedamaian).

Idampi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Saṅgha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

12. Vanappagumbe yatha phussitagge, gimhānamāse paṭhamasmiṁ gimhe,

Bagaikan pohon hutan yang tinggi dimahkotai dengan bunga, di bulan musim panas di awal musim panas,

tathūpamaṁ Dhammavaraṁ adesayi, Nibbānagāmiṁ paramaṁ hitāya.

hal yang sama Ia mengajarkan Dhamma yang terbaik, yang menuju Nibbāna, (yang memberikan) manfaat tertinggi.

Idampi Buddhe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Buddha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

13. Varo varaññū varado varāharo, anuttaro Dhammavaraṁ adesayi.

Yang terbaik, mengetahui yang paling baik, memberikan yang terbaik, membawakan yang terbaik, Ia mengajarkan Dhamma terbaik yang tidak tertandingi.

Idampi Buddhe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Buddha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

14. Khīṇaṁ purāṇaṁ nava natthi sambhavaṁ, virattacittā’yatike bhavasmiṁ,

Yang lama telah dihancurkan, dan tidak ada apa pun yang baru yang dihasilkan, pikiran (mereka) tidak bergairah untuk kelahiran di masa depan,

te khīṇabījā avirūḷhichandā, nibbanti dhīrā yathāyaṁ padīpo.

mereka telah menghancurkan bibitnya, dan tidak memiliki hasrat untuk tumbuh, sang bijaksana tenang, bagaikan lampu ini (tenang).

Idampi Saṅghe ratanaṁ paṇītaṁ: etena saccena suvatthi hotu!

Harta yang baik ini terdapat pada Saṅgha: dengan kebajikan kebenaran ini semoga kesejahteraan ada pada Anda!

15. Yānīdha bhūtāni samāgatāni, bhummāni vā yāni va antalikkhe,

Makhluk apa pun yang datang bersama di sini, apakah dari bumi atau antariksa,

Tathāgataṁ devamanussapūjitaṁ, Buddhaṁ namassāma - suvatthi hotu!

Tathāgata yang dipuji oleh dewa dan manusia, kami menghormati Buddha - semoga kesejahteraan ada pada Anda!

16. Yānīdha bhūtāni samāgatāni, bhummāni vā yāni va antalikkhe,

Makhluk apa pun yang datang bersama di sini, apakah dari bumi atau antariksa,

Tathāgataṁ devamanussapūjitaṁ, Dhammaṁ namassāma - suvatthi hotu!

Tathāgata yang dipuji oleh dewa dan manusia, kami menghormati Dhamma - semoga kesejahteraan ada pada Anda!

17. Yānīdha bhūtāni samāgatāni, bhummāni vā yāni va antalikkhe,

Makhluk apa pun yang datang bersama di sini, apakah dari bumi atau antariksa,

Tathāgataṁ devamanussapūjitaṁ, Saṅghaṁ namassāma - suvatthi hotu!

Tathāgata yang dipuji oleh dewa dan manusia, kami menghormati Saṅgha - semoga kesejahteraan ada pada Anda!

Ratanasuttaṁ Niṭṭhitaṁ.

Khotbah tentang Permata Selesai.


Pelimpahan Jasa

Ettāvatā ca amhehi sambhataṁ puññasampadaṁ

Untuk sejauh keberhasilan kebajikan yang telah kami capai

sabbe devā anumodantu sabbasampattisiddhiyā!

semoga semua dewa bersukacita dalam pencapaian semua capaian ini!

Ettāvatā ca amhehi sambhataṁ puññasampadaṁ

Untuk sejauh keberhasilan kebajikan yang telah kami capai

sabbe bhūtā anumodantu sabbasampattisiddhiyā!

semoga semua makhluk (halus) bersukacita dalam pencapaian semua capaian ini!

Ettāvatā ca amhehi sambhataṁ puññasampadaṁ

Untuk sejauh keberhasilan kebajikan yang telah kami capai

sabbe sattā anumodantu sabbasampattisiddhiyā!

semoga semua makhluk bersukacita dalam pencapaian semua capaian ini!

Idaṃ me ñātīnaṃ hotu, sukhitā hontu ñātayo.(3 times)

Semoga jasa-jasa ini melimpah pada sanak keluarga yang telah meninggal; Semoga mereka berbahagia. (tiga kali)

Idaṁ me puññaṁ āsavakkhayāvahaṁ hotu.

Semoga kebajikanku membawa penghancuran kekotoran batin.

Idaṁ me puññaṁ Nibbānassa paccayo hotu.

Semoga kebajikanku menjadi kondisi untuk (mendapatkan) Pembebasan.

Mama puññabhāgaṁ sabbasattānaṁ bhājemi,

Saya berbagi bagian kebajikan saya dengan semua makhluk,

te sabbe me samaṁ puññabhāgaṁ labhantu.

semoga mereka semua mendapat bagian kebajikanku secara merata.

Sādhu! Sādhu! Sādhu!

Baik! Baik! Baik!


Permohonan Maaf & Turut Bersukacita dalam Kebajikan

Ᾱvuso : Okāsa vandāmi bhante.

Bhante perkenankanlah, saya memberi penghormatan. (Bersujud sekali)

Bhante: Sukhi hotu! Nibbāna-paccayo hotu.

Semoga berbahagia! Semoga ini mengondisikan (kalian) mencapai Nibbāna.

Āvuso: Mayā kataṃ puññaṃ sāminā anumoditabbaṃ.

Semoga bhante turut bersukacita atas jasa kebajikan yang telah saya lakukan.

Bhante: Sādhu! Sādhu! Anumodāmi.

Baik! Baik! Saya turut bersukacita

Ᾱvuso : Sāminā kataṃ puññaṃ mayhaṃ dātabbaṃ.

Semoga bhante mau berbagi jasa kebajikan yang telah bhante lakukan kepada saya.

Bhante: Sādhu! Anumoditabbaṃ.

Baik! Bersukacitalah.

Ᾱvuso : Sādhu! Sādhu! Anumodāmi. Okāsa dvārattayena kataṃ sabbaṃ accayaṃ khamatha me bhante.

Baik! Baik! Kami turut bersukacita. Semoga bhante dapat memaafkan semua kesalahan yang telah saya perbuat melalui ketiga pintu (tubuh, ucapan, dan pikiran).

Bhante: Khamāmi, khamitabbaṃ!

Ya saya maafkan, dan maafkan saya juga.

Ᾱvuso : Sādhu! Okāsa khamāmi bhante!

Baik! Saya maafkan bhante. (bersujud tiga kali)

Bhante: Sukhi hotu! Nibbāna-paccayo hotu.

Semoga berbahagia! Semoga ini mengondisikan (kalian) mencapai Nibbāna.


Sādhu! Sādhu! Sādhu!

Baik! Baik! Baik!



Belum ada yang suka

Pengumuman


Statistik Pengunjung


  • Hari ini 5
  • Kemarin 144
  • Minggu ini 685
  • Bulan ini 3,510
  • Sepanjang waktu 194,495